Bahasa Embun

Postingan Menarik Terbaru

Menu
  • Travel
  • Tekno
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Gaya
  • Kulkas
  • Bisnis
  • Finance
Menu

Mengenal Diabetes Insipidus dan 4 Jenisnya

Posted on September 7, 2022 by admin

Jakarta -Diabetes insipidus adalah kondisi yang terjadi ketika ginjal tidak dapat mempertahankan kadar air.

Hal ini menimbulkan rasa haus yang ekstrem dan sering buang air kecil dengan kondisi air seni yang hambar, atau encer dan tidak berbau.

Orang dewasa normal umumnya akan buang air kecil antara 1-3 liter (946,4 mililiter hingga 2,84 liter) urin sehari.

Pada orang dengan diabetes insipidus, mereka dapat mengeluarkan sebanyak 20 liter (18,9 liter) urin setiap hari.

Mengutip healthline, diabetes insipidus dapat terjadi ketika salah satu bagian dari sistem yang mengatur cairan dalam tubuh rusak.

Hal ini berkaitan erat dengan rendahnya kadar hormon antidiuretik (ADH) yang juga dikenal sebagai vasopresin.

ADH tersimpan di kelenjar pituitari.

Tingkat ADH mempengaruhi seberapa baik ginjal mengelola kadar air dalam tubuh.

Diabetes insipidus sentral Ini adalah jenis diabetes insipidus yang paling umum.

Diabetes insipidus jenis ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik (ADH, atau vasopresin).

Hipotalamus menghasilkan ADH, tetapi kelenjar pituitari menyimpan dan melepaskannya.

Seseorang dapat terkena diabetes insipidus sentral jika mengalami kerusakan kelenjar pituitari atau hipotalamus.

Diabetes insipidus nefrogenik Jenis diabetes insipidus ini terjadi ketika kelenjar pituitari melepaskan ADH yang cukup, tetapi ginjal tidak mengelolanya dengan baik.

Dipsogenic diabetes insipidus: Pada diabetes insipidus jenis ini, masalah dengan hipotalamus yang tidak terkait dengan produksi ADH menyebabkan rasa haus yang hebat dan minum lebih banyak cairan.

Gestational diabetes insipidus: Ini adalah kondisi sementara yang langka dan dapat berkembang selama masa kehamilan.

Gestational diabetes insipidus terjadi ketika plasenta, organ sementara yang menyediakan makanan untuk bayi, memproduksi terlalu banyak enzim yang memecah ADH.

Wanita yang hamil dengan lebih dari satu bayi lebih berpotensi mengalami kondisi ini karena mereka memiliki lebih banyak jaringan plasenta.

Gestational diabetes insipidus biasanya hilang segera setelah kehamilan berakhir.

Category: Gaya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Cara Membatasi Pengguna WiFi IndiHome untuk Kecepatan dan Keamanan Optimal
  • Kecepatan 10 Mbps untuk Berapa Orang? Panduan Lengkap Sebelum Berlangganan Internet Rumah
  • Cara Memilih Bank Untuk Transaksi Reksadana – Bank Sinarmas
  • Asuransi Kesehatan Online dari I Love Life Menawarkan Perlindungan Lengkap dan Praktis
  • Garansi dan Dukungan Purna Jual Jasa Pasang Panel Surya: Apa yang Harus Anda Tanyakan?

Kategori

  • Bisnis
  • Finance
  • Gaya
  • Kesehatan
  • Kulkas
  • Otomotif
  • Tekno
  • Travel
  • Uncategorized

Laman

  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
Tulisan Indah Mobil Selera Sia Otomotif Mata Radar Denting Jemari Kutipan Wisata Simak Makna Digital Saya Kain Tekhnologi Lentera Opini
Diskusi Bisnis Piring Suara Wisata Tekhno Portal Viral Jarum Pakaian
Jejak Sehat Bahasa Rambut Nada Herbal Kalimat Mobil Lembah Jaringan Adek Makan Punya Gaya Sastra Bisnis Cerita Kota Tujuan Media
© 2025 Bahasa Embun | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme