Memakai pembalut menjadi pilihan sejumlah perempuan Indonesia saat datang bulan. Sayangnya, beberapa di antara mereka masih mempercayai berbagai mitos seputar produk sanitasi tersebut. Misalnya saja adanya kepercayaan bahwa darah menstruasi pada pembalut yang tak dibersihkan bakal menjadi ‘makanan’ setan.
Membiarkan anggapan tanpa pembenaran bakal memberikan dampak buruk terhadap kesehatan perempuan. Adapun mitos lain yang perlu mendapatkan pelurusan fakta mencakup:
- Bagian perekat memicu keputihan
Keputihan sebenarnya adalah kondisi normal yang dilakukan vagina untuk membersihkan serta memproteksinya dari iritasi sampai infeksi. Namun, pada kondisi tertentu, cairan keputihan yang mengeluarkan bau tak sedap sampai berwarna gelap dapat jadi indikator penyakit tertentu.
Akan tetapi, perekat pada pembalut bukan penyebab keputihan, apalagi saat warnanya berubah menjadi kehitaman atau menguarkan aroma tertentu. Selain posisinya yang berada di bagian bawah, perekat dengan pola garis tipis bakal menjaga sirkulasi udara agar kelembapan tetap normal.
- Pakai pembalut menyebabkan kemandulan
Sebuah studi dari Pakistan melaporkan, jenis bahan yang kurang higienis pada pembalut untuk menyerap darah berpotensi mendongkrak risiko kemandulan. Kendati demikian, belum ada penelitian maupun riset tambahan yang mendukung hasil tersebut.
Higienitas memegang peran penting dalam menjaga kesehatan area kewanitaan, terutama saat menstruasi berlangsung. Selain menggunakan produk dari merek terpercaya, gantilah pembalut tiap 4-6 jam untuk menekan berkembangbiaknya jamur maupun bakteri.
- Pembalut meningkatkan risio kanker serviks
Human papillomavirus alias HPV saat ini masih menjadi faktor utama kanker serviks. Di antara ratusan jenis virus, hanya 13 jenis yang menyebabkan penyakit kronis tersebut. Virus ini umumnya ditularkan lewat hubungan seks tanpa pengaman, bukan pembalut yang dipakai saat haid.
Malahan, pembalut dapat membantu Anda mendeteksi keberadaan HPV pada perempuan untuk deteksi awal kanker serviks. Laporan ini dapat disimak dalam European Journal of Cancer Pevention mengenai pencegahan kanker supaya Anda dapat menekan risikonya. Pemakaian produk sanitasi dengan kualitas baik seperti pembalut Laurier pun menjadi langkah tepat lainnya yang akan menekan kemunculan risiko-risiko berbahaya lainnya.
- Sampah pembalut bisa sebabkan kanker
Beberapa orang melarang buang pembalut bekas sembarangan bukan karena alasan lingkungan, tetapi anggapan limbah ini dapat memperluas jangkauan kanker. Kenyataannya, kanker hanya dapat muncul serta berkembang dari mutasi sel, keturunan, pola makan, sampai kebiasaan tertentu.
Perlu diketahui juga, kanker bukan penyakit yang mudah ditularkan lewat sentuhan atau cairan. Kendati demikian, Anda juga sebaiknya memperhatikan cara pakai sampai kebersihan saat datang bulan. Kemudian, sebelum membuangnya, masukkan dulu pembalut bekas ke dalam kantung hitam.
Jika ingin memastikan mitos maupun fakta seputar pemakaian pembalut, ada baiknya Anda menanyakan langsung kepada dokter atau ahli lainnya, ya!